Well, good night guys.
There's something interesting about Moslem.
Let's start. ;)
Saya menulis postingan ini karena saya teringat dengan beberapa orang yang sering salah kaprah. Yah, mungkin begitu istilah yang dapat saya ungkapkan.
Well, para pembaca sekalian. Ada beberapa yang ingin kukatakan tentang keberadaan Allah SWT. Banyak orang yang mengatakan bahwa Allah ada di mana-mana. Dan sebagian orang mengatakan hal itu jelaslah salah. Mengapa? Karena jika Allah ada di mana-mana, berarti Allah ada lebih dari satu. Dan fakta mengatakan bahwa Tuhan hanya satu. Qul huwallaahu ahad! Begitulah yang diucapkan Bilal bin Rabbah, budak yang merupakan orang pertama yang mengumandangkan adzan. Dan orang-orang yang berbicara tentang fakta ini memiliki suatu masalah.
Begini, para pembaca sekalian. Kita umpamakan keberadaan Allah itu seperti air laut. Sebenarnya, laut itu di dunia ada berapa? Sebenarnya hanya ada satu. Tapi dia bisa ditemukan di berbagai tempat, kenapa? Air laut merupakan lapisan permukaan bumi, dan dibubuhi beberapa daratan yang bisa kita sebut benua, pulau, dan sebagainya. Lalu, apakah laut bisa kita katakan ada banyak? Tidak. Sebenarnya laut itu hanya ada satu, tapi dia ada di mana-mana. Begitulah kiranya tentang maksud Allah ada di mana-mana.
Lalu, Allah itu sebenarnya ada di mana? Kita gunakan perumpamaan lagi.
Begini, teman-temanku, atau guru-guruku yang pernah beradu pendapat denganku tentang Singgasana Allah (jika merasa). Kita umpamakan diri kita, manusia, sebagai seekor ikan di kolam yang sedang mencari air. Seekor ikan ini mengitari tempat tinggalnya sambil bertanya, "Air itu dimana sih?" dan selalu bertanya seperti itu kepada teman-temannya. Atau seperti, "Hei teman-teman, aku penasaran sebenarnya air itu di mana sih?" dan sahut salah satu temannya, "Aku pun tidak tahu, namun sama penasarannya denganmu." Dan ketika ikan itu melompat setinggi-tingginya dan mendarat di sebuah batu di tepi kolam, ia melihat sesuatu yang jernih, bening. "Itu air, aku bisa melihatnya. Aku tahu sekarang di mana air," namun ia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi kepada temannya. Ia tidak bisa bernafas. Dan akhirnya ia mati karena terlalu lama berada di daratan.
Seperti itulah kita, mencari Allah SWT.
Tapi ini hanyalah perumpamaan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, namun kita hanya bisa berumpama. Dan terus begitu, hingga nyawa kita dicabut dari jasadnya.
That's all, aku mengilhamkan cerita ini dari ayahku. :)
Friday, March 25, 2011
Perumpamaan
- A.A.M.R
Tags:
Important Opinion,
ISLAM,
LOVE Bahasa ♥
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 opinions, critics, and solutions:
Post a Comment