Okay, good evening my beloved friends!
"Tong kosong nyaring bunyinya."
Ada yang tau peribahasa di atas? Pastinya dari kalian duduk di bangku SD udah tau dong. Nah, aku baru mengerti dan mendalami peribahasa yang udah gak asing lagi di telinga kita.
So, aku punya berjuta-juta pengalaman di masalah ini. Tapi masalahnya aku nggak perhatiin. Yakin deh, kalo kalian nyadar sama peribahasa yang satu ini, pasti kalian ngerti maksudku dan perilaku orang-orang di sekitarmu. Gini, aku punya banyak teman yang kukira 'lebih' pinter dari aku, okay? Dan, kupikir emang begitu. Waktu Try Out pertama, mereka banyak yang masuk ke kelas 9.1 maupun 9.2 di mana orang-orang yang nilainya tertinggi masuk kelas itu (dan aku ada di antara mereka). I realized it, aku sadar kok kalo mereka emang pinter. And do you know how I know it? Pertama sih, karena mereka itu aktif jawab pertanyaan guru. Aktif nanya-nanya, aktif diskusi, aktif juga ributnya. Kadang-kadang pusing juga denger mereka debat.
Tapi, nggak terbesit di pikiranku tentang peribahasa yang udah aku singgung di awal postingan ini. Orang pinter itu nggak banyak omong. Nggak cerewet. Mereka lebih memilih diam dibanding sok pinter, sok banyak omong, sampai berakting sok stress gara-gara nggak masuk kelas 9.1. Bukannya mau sombong, tapi setelah aku pikir-pikir, mereka emang nggak pantes kok masuk 9.1. For seriously, jika kalian punya pemikiran akan hal ini, pasti bisa langsung bedain mana 'orang pinter yang rajin belajar' sama 'orang yang pinter ngomong dan nyontek.'
Pas Try Out kedua, nilai-nilai anak 9.1 banyak yang anjlok. Aku yang kupikir bakal nurun dari peringkat 49 malah naik jadi peringkat 21. Dan, sekali lagi aku tekankan bahwa nggak ada skill nyontek di sini. Maaf aja, harga diriku turun dong sebagai siswi SMP terfavorit dan tertua di Batam. Tapi, murid 9.1 yang kerjanya nyontek, langsung turun ranking-nya. Juga orang-orang yang banyak omong, kayaknya pinter banget gitu. Mereka terlalu memaksakan diri, mencari perhatian guru-guru agar dianggap pintar. Maaf aja bagi yang merasa, tapi faktanya begitu. Kalo guru nyuruh kita nanya, sebisa mungkin kita keluarkan semua rasa penasaran kita. Tapi, bagi orang-orang yang memang murni pintar, mereka jarang sekali sok menjawab atau bertanya kepada guru. Mereka hanya mengatakan hal-hal yang disuruh guru dan memang ditujukan ke mereka sendiri, bukan karena rasa inisiatif mereka.
Jadi, kesimpulan saya selama ini adalah, kita dapat menilai dengan sangat mudahnya, membedakan mana orang-orang yang pintar murni, dan orang-orang yang 'pintar' bicara. Sebaiknya, kurangilah berbicara dan perbanyaklah action. Seperti kata pepatah,
"Talk less, do more!" :)
Thursday, January 27, 2011
Keep Silent, Pals!
- A.A.M.R
Tags:
A.A.M.R,
LOVE Bahasa ♥,
Psychology,
School Times
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 opinions, critics, and solutions:
Post a Comment