Well, good night guys.
There's something interesting about Moslem.
Let's start. ;)
Saya menulis postingan ini karena saya teringat dengan beberapa orang yang sering salah kaprah. Yah, mungkin begitu istilah yang dapat saya ungkapkan.
Well, para pembaca sekalian. Ada beberapa yang ingin kukatakan tentang keberadaan Allah SWT. Banyak orang yang mengatakan bahwa Allah ada di mana-mana. Dan sebagian orang mengatakan hal itu jelaslah salah. Mengapa? Karena jika Allah ada di mana-mana, berarti Allah ada lebih dari satu. Dan fakta mengatakan bahwa Tuhan hanya satu. Qul huwallaahu ahad! Begitulah yang diucapkan Bilal bin Rabbah, budak yang merupakan orang pertama yang mengumandangkan adzan. Dan orang-orang yang berbicara tentang fakta ini memiliki suatu masalah.
Begini, para pembaca sekalian. Kita umpamakan keberadaan Allah itu seperti air laut. Sebenarnya, laut itu di dunia ada berapa? Sebenarnya hanya ada satu. Tapi dia bisa ditemukan di berbagai tempat, kenapa? Air laut merupakan lapisan permukaan bumi, dan dibubuhi beberapa daratan yang bisa kita sebut benua, pulau, dan sebagainya. Lalu, apakah laut bisa kita katakan ada banyak? Tidak. Sebenarnya laut itu hanya ada satu, tapi dia ada di mana-mana. Begitulah kiranya tentang maksud Allah ada di mana-mana.
Lalu, Allah itu sebenarnya ada di mana? Kita gunakan perumpamaan lagi.
Begini, teman-temanku, atau guru-guruku yang pernah beradu pendapat denganku tentang Singgasana Allah (jika merasa). Kita umpamakan diri kita, manusia, sebagai seekor ikan di kolam yang sedang mencari air. Seekor ikan ini mengitari tempat tinggalnya sambil bertanya, "Air itu dimana sih?" dan selalu bertanya seperti itu kepada teman-temannya. Atau seperti, "Hei teman-teman, aku penasaran sebenarnya air itu di mana sih?" dan sahut salah satu temannya, "Aku pun tidak tahu, namun sama penasarannya denganmu." Dan ketika ikan itu melompat setinggi-tingginya dan mendarat di sebuah batu di tepi kolam, ia melihat sesuatu yang jernih, bening. "Itu air, aku bisa melihatnya. Aku tahu sekarang di mana air," namun ia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi kepada temannya. Ia tidak bisa bernafas. Dan akhirnya ia mati karena terlalu lama berada di daratan.
Seperti itulah kita, mencari Allah SWT.
Tapi ini hanyalah perumpamaan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, namun kita hanya bisa berumpama. Dan terus begitu, hingga nyawa kita dicabut dari jasadnya.
That's all, aku mengilhamkan cerita ini dari ayahku. :)
Friday, March 25, 2011
Perumpamaan
It's Not My Business
Good evening everyone.
Well, aku dapat ilham dari cerita ibuku. Kira-kira begini lah ceritanya, suatu hal yang sangat sepele, tapi ternyata benar-benar menakjubkan sekaligus mengerikan.
Suatu hari di sebuah desa tinggallah seekor tikus kecil di rumah sepasang suami istri. Suaminya adalah seorang petani. Mereka merupakan pasangan yang tidak memiliki seorang anak. Pada satu hari, pasangan suami istri tersebut mengetahui bahwa ada seekor tikus yang tinggal di rumah mereka. Mereka pun berencana untuk membunuh tikus tersebut dengan membeli sebuah perangkap tikus. Sang tikus mendengar rencana suami istri tersebut dan tidak bisa melakukan apa-apa. Akhirnya ia mendatangi seekor ayam ternak pak Tani. Ia bercerita tentang hidupnya yang terancam. Setelah tikus selesai bercerita, ayam hanya bisa berkata, "Tikus, aku sangat kasihan padamu," dan melanjutkan aktivitasnya. Karena merasa kecewa dengan jawaban ayam, ia pun pergi ke tempat kambing. Ia bercerita lagi tentang hidupnya yang terancam, dan kambing pun berkata, "Tikus, aku sangat kasihan padamu," dan melanjutkan aktivitasnya. Masih kecewa dengan jawaban kambing, ia pun mendatangi teman terakhirnya, si sapi. Kemudian ia bercerita tentang hal yang sama dan sang sapi juga menanggapi cerita si tikus sama seperti ayam dan kambing. Akhirnya, tikus pun tidak bisa apa-apa. Padahal, nyawanya sudah terancam akan hilang.
Lalu keesokan harinya, suami istri itu hendak pergi ke pasar untuk mencari perangkap tikus. Namun, tiba-tiba san istri jatuh sakit. Akhirnya mereka tidak jadi membeli perangkap tikus dan kembali ke rumah. Setelah berhari-hari sakitnya tak kunjung sembuh, sang suami pun memutuskan untuk membuat sup ayam dari ayam ternaknya. Ayam pun disembelih dan diolah menjadi sebuah sup yang nikmat. Tapi, penyakitnya tak kunjung hilang. Sang suami pun menyembelih kambingnya untuk dibuat menjadi sate kambing, agar istrinya lekas sembuh. Tetapi, pada akhirnya mereka tak bisa berbuat apa-apa lagi. Penyakit sang istri yang tak kunjung hilang pun menelan nyawanya dan sang istri pun meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Karena istrinya meninggal, sang suami pun mengadakan acara untuk mengenang kepergian sang istri dengan membagikan daging sapinya kepada warga-warga di desa. Pada akhirnya, sang tikus kecil pun selamat dari ancaman.
Sebenarnya, apa yang dapat kita petik dari cerita ini? Ingatlah, jika seorang temanmu memiliki masalah, janganlah membiarkan mereka menderita dengan masalah itu. Bantulah semampunya. "It's not my business" merupakan salah satu bentuk cerminan diri yang tidak mau membantu orang lain. Seperti sang tikus yang sedang dalam kesulitan, seharusnya teman-temannya berusaha menolong. Tapi apa yang mereka lakukan? Mereka hanya berkata "kasihan". Sebenarnya, sikap seperti itu menunjukkan rasa tidak peduli terhadap sesama manusia.
So, ingatlah para pembaca semua. Jangan biarkan temanmu menderita dengan masalah mereka jika kalian tidak ingin seperti itu. :)
Monday, March 7, 2011
Rahman wa Rahiim
Good day everyone!
Over Confidence
Artha. Begitulah ia dipanggil. Gadis manis berambut kecokelatan sebahu yang tidak pernah digerai itu merupakan gadis yang sungguh pemalu. Ia sangat malu dengan dirinya sendiri karena tidak berani melakukan apapun dengan kepercayaan diri yang tinggi. Ia sama sekali tidak memiliki keyakinan diri.
Tapi, sedikit demi sedikit aku mulai kehilangan kesabaran dengannya. Ternyata, dibalik sikapnya yang sok misterius itu, ia menyimpan sifat yang sungguh memuakkan.
Over confidence, begitulah ia yang sebenarnya.
flash back >>>
"Aku tidak ingin meninggalkan sekolah ini. Bagiku, di sinilah satu-satunya orang yang menyayangiku dan kusayangi berada. Aku tidak ingin meninggalkannya," tuturnya sambil menitikkan air mata. Tampak tangan mungilnya menulis sesuatu pada selembar kertas buram.
"Dia udah terlalu baik sama aku..." lanjutnya masih dengan tangisan kecil. Sesekali ia mengusap air matanya itu. Matanya memerah karena sudah terlalu lama menangis.
"Emang siapa yang kau suka?" tanyaku tanpa pikir panjang padanya.
"Someone.."
"Scott?" tebakku kemudian. Ia masih tidak mengubah ekspresi di wajahnya. Ia terdiam sambil mengusap air mata di pipinya.
"Ayolah, aku tidak akan bilang siapa-siapa. Aku akan menjaga rahasiamu," rengekku sedikit padanya. Hampir tak sabar aku dibuatnya.
"Bukan, bukan siapa-siapa."
Aku hanya bisa memandang sebercak sinar pada matanya yang lesu.
***
Siang ini aku bermain internet di laboratorium komputer sekolah. Aku benar-benar larut dalam artikel yang kubaca di internet sampai aku tak menyadari 2 orang yang duduk di sebelahku sedang membicarakan sesuatu.
"Hei, aku sedang membuat cerpen. Kau mau menyisipkan nama apa? Biar kuletakkan di cerpenku," kata Artha padaku. Ia tersenyum.
"Hmm, mungkin kumasukkan nama Sam. Ya, Sam," gumamku pelan dengan mata yang masih menatap layar komputer, sama sekali tidak mengalihkan pandanganku dari monitor.
"Baiklah, nama yang bagus." Ia mulai mengetik sesuatu. Aku tidak begitu memperhatikan. Tapi Fay, teman dekatnya yang sekarang menemaninya mengetik cerpen terus memperhatikanku. Aku tidak peduli. Tetapi saat ia mulai mengalihkan pandangannya ke layar komputer yang digunakan Artha untuk menulis cerpen, dengan cepat aku memundurkan kursiku, pura-pura menunggu website yang sedang diproses untuk dibuka, lalu dengan diam kubaca cerpen buatan Artha.
Kau tahu, isinya benar-benar sedikit menyindirku. Entahlah, tapi feeling-ku berkata demikian. Ia menamai seseorang yang disukainya dengan nama Sky. Dan ia juga menamai seorang mantan kekasihnya dengan nama Bridge. Menamai diriku dengan nama Sam, dan dirinya yang dinamai Z. Ia menceritakan tentang hal-hal ketika ia berhubungan dengan Bridge, dan setelah putus ia jatuh cinta pada seorang lelaki bernama Sky. Masalahnya adalah, ia mengatakan bahwa ia tidak mungkin mendapatkan Sky, karena Sam, salah satu sahabatnya merupakan gadis yang paling dekat dengan Sky, yang paling sering bermain bersama, dan ia menuturkan bahwa sepertinya Sky dan Sam saling menyukai.
Dan seseorang yang ada dalam pikiranku saat itu adalah... Scott. Cuma dia yang memenuhi kriteria cowok yang dijelaskan dalam cerpen milik Artha. Aku mengerti sekarang. Mulai sekarang aku tidak begitu mendekati Scott lagi.
Setelah melewati beberapa waktu lamanya, suatu saat ketika kami sudah terpisah ruang belajarnya, aku menelepon Artha. Aku bermaksud meminta nomor handphone beberapa teman sekelasku dulu. Saat kutanya nomor Scott, ia berkata sesuatu.
"Eh, kau sadar tidak? Pada nomor handphone Scott selalu ada angka 4 dan 5 nya," tanyanya padaku ditelepon.
"Entahlah, aku tidak memerhatikan," jawabku cuek. Aku mendengar sedikit nada gembira dari ujung telepon saat itu.
Aku selalu memikirkan hal itu. Entah kenapa harus 4 dan 5? Aku juga tidak tahu.
Sampai beberapa tahun kemudian, kudapatkan orang itu berpacaran dengan salah satu temanku, Phil. Aku tidak tahu penyebabnya. Yang kupikirkan adalah, Artha menyukai Scott. Dan kurasa dia terlalu yakin bahwa Scott menyukainya juga. Dan setiap kutanya 'kenapa dengan Phil?' ia selalu menjawab, 'aku ingin melupakannya.'
Suatu waktu aku menemukan buku hariannya. Di sana ia menceritakan bahwa ia sungguh kecewa dengan Scott. Ia sangat marah. Entah apa alasannya.
Dan kau tahu? Scott tidak pernah tahu tentang perasaan Artha padanya. Bahkan ia tidak pernah mengerti apa salahnya dengan Artha. Dan Artha pikir, tanpa perlu memberitahu Scott bahwa ia menyukainya, mungkin Scott akan mengerti karena ia merasa Scott benar-benar menyukainya. Sungguh keadaan yang rumit.
Kupikir juga begitu. Ternyata, setahun setelah peristiwa itu, Scott menyatakan rasa sukanya pada seorang gadis yang sudah ia sukai sejak pertama bertemu dengannya. Sungguh, kupikir ia menyukai seorang Artha.
Dan aku mengerti sekarang apa maksud dari angka 4 dan 5 pada nomor handphone Scott. 4 melambangkan huruf A yang berarti Artha, dan 5 melambangkan huruf S yang bermakna Scott. Saat kutanyakan pada Scott, ia bahkan tidak menyadari bahwa hampir seluruh nomornya dulu selalu memiliki angka 4 dan 5 yang berdampingan. Hanya Artha yang memerhatikan hal itu.
Ya, Artha. The over confidence girl.
Saturday, March 5, 2011
Misunderstanding
Selamat siang semuanya, saya punya beberapa pemikiran yang sempat terlintas di benak saya dan akan saya uraikan pada beratus-ratus kata pada postingan kali ini. Semoga kali ini sungguh bermanfaat dan menambah pengetahuan kalian semua.
Tadi, ketika saya sedang membaca postingan saya tentang Love and Parents (baca postingan sebelumnya) saya hampir melupakan sesuatu. Sebenarnya ini benar-benar simpel, tapi masih banyak orang awam yang tidak mengerti hal ini. Kita adalah insan yang harus taat kepada orangtua, menyayangi orangtua, saling menyayangi suami/istri bagi yang sudah menikah, menyayangi anaknya, mematuhi guru, dan berbagai macam lainnya yang telah Anda sekalian ketahui. Tapi, tahukah Anda bahwa Allah SWT pernah berfirman bahwa kita hanya diperbolehkan menaati, menyayangi, mengingat, mencintai Dia? Ya, kita hanya boleh melakukannya kepada Allah SWT. Lalu, apakah hal tersebut menjadi alasan untuk tidak mematuhi orangtua atau membantah guru?
Begini, para pembaca sekalian. Kita hanya diperbolehkan mengingat yang satu, yaitu Allah SWT. Kita diharuskan menaati yang satu, yaitu Allah SWT. Dan kita juga harus membuat Allah menjadi senang. Allah senang jika kita menaati dan mengingatnya setiap saat. Terutama saat kita berhadapan dengan-Nya pada 5 waktu dalam sehari. Dan menaati setiap peraturan-Nya. Dan untuk membuat Allah senang, kita harus menaati perintah-Nya untuk menyayangi dan mematuhi orangtua, untuk menafkahi keluarga, memberikan pendidikan yang layak untuk anak, menghormati guru serta para pahlawan, dan ini bukanlah sesuatu yang dikatakan 'Syirik'. Ini merupakan perilaku yang baik karena menaati setiap perintah-Nya.
Tapi, banyak orang-orang yang salah mengartikan maksud tersebut. Ada orang-orang yang terlalu mencintai dan mengingat keluarga dan anak-anaknya dibanding mengingat Yang Maha Kuasa. Ada juga orang-orang yang selalu mengingat Allah SWT tanpa memperhatikan keluarga dan kepentingan anak-anaknya, dan hal seperti ini termasuk melanggar perintah Allah.
Jadi, para pembaca sekalian, marilah kita menaati setiap perintah dan menjauhi larangan-Nya, dan janganlah melupakan urusan dunia. Karena, Allah menyayangi setiap hambaNya yang selalu mematuhi setiap perintahnya. Jika Allah menyuruh kita untuk membahagiakan orangtua, bahagiakanlah mereka dengan belajar yang benar di sekolah, berprestasi di berbagai bidang, mengharumkan nama mereka. Jadi, janganlah salah pengertian. Kita hidup di dunia ini, di letakkan di dunia ini pasti karena Allah punya alasan tersendiri.
Saya bukanlah seorang yang sempurna. Saya juga merupakan hamba-Nya yang penuh dengan dosa. Tapi, saya berusaha untuk melakukan semuanya yang terbaik untuk-Nya juga berusaha mengingatkan Anda tentang hal yang sangat sederhana ini. Dan janganlah lupa tentang fakta bahwa Allah sangatlah mencintai dan menyayangi hamba-Nya lebih dari yang kita duga.
Sekian penjelasan saya, terimakasih. :)
Friday, March 4, 2011
Love and Parents
Konbanwa minna-san!
Aku dapat pencerahan dari salah seorang temanku. Sesuatu yang tidak mereka miliki tetapi aku mempunyainya, begitu juga sebaliknya. Mereka memiliki sesuatu yang tidak pernah kumiliki. Apa itu?
Jadi, sebenarnya teman-teman, sesuatu itu adalah cinta dan orang tua. Penguraiannya adalah sebagai berikut.
Aku bukanlah orang berada, bukan anak seorang pejabat, bukan anak seorang tokoh masyarakat, tidak memiliki keluarga yang eksklusif, tapi aku dekat dengan mereka. Dengan orangtuaku. Mereka bukan orang penting, tapi bagiku mereka adalah orang-orang terpenting dalam hidupku. Mereka selalu menyisakan waktunya untuk sharing dan menasihatiku. Mereka masih mau berbagi cerita dan pengalaman masa mudanya dulu. Setiap hari ulangtahun salah satu anggota keluarga, kami selalu merayakannya walaupun hanya dengan makanan yang biasa. Tapi kami penuh kebersamaan. Sudah saling mengenal satu sama lain.
Tetapi apa yang didapatkan oleh anak orang kaya maupun orang tua yang sangat sibuk keluar masuk kota untuk bekerja? Mereka ditinggal dengan (maaf cakap) pembantunya dan mereka tidak mengenal orangtuanya. Jarang sekali ada yang masih merayakan hari ulangtahunnya bersama keluarga tercinta. Mungkin sekedar memberi hadiah-hadial mahal.
Kebahagiaan bukanlah materi. Cobalah mempelajari hidup kalian untuk mendekatkan diri kepada mereka.
Yang kedua adalah cinta. Siapa sih yang nggak pernah pacaran? Cupu deh, nggak laku, dan kebanyakan orang berbicara semacam itu. Aku sebagai orang yang tidak berpengalaman dalam hal berpacaran dan sebagainya, hanya bisa meludah mendengar cerita-cerita temanku yang sok romantis dengan pasangannya. Dan salah satu temanku mengatakan, kira-kira seperti ini inti yang kudapat dari kata-katanya, "Kami nggak minta solusi tentang hal-hal seperti ini (cinta) sama ko karena ko tu masih belum berpengalaman dalam segi cinta. Pasti ujung-ujungnya ko cuma bisa ngeledekin apa yang kami omongin."
Bukannya iri, tapi kadang-kadang aku risih sama orang yang ngomongin masalah cinta. Rasanya tidak seperti orang yang berintelektual. Kayak nggak ada pokok bahasan lain aja. Aku emang nggak ngerti masalah kayak gitu, tapi cinta itu cuma berapa persen dari kehidupan kita. Tapi, karena hawa nafsu telah menyelimuti diri kita, terkadang ingin mati rasanya jika begini begini begini (lagi-lagi cinta). Dan karena masalah ini rasanya aku seperti diremehkan oleh orang-orang yang sibuk curhat sana-sini tentang cinta. Terkadang aku jengkel, tapi biarlah. Nanti juga mereka mengerti kenapa aku seperti ini.
Cinta itu cuma beberapa persen dari hidup kita kok, percayalah. Sebagai seseorang yang masih menimba ilmu di sekolah menengah, aku hanya memikirkan perasaan orangtuaku dan sanak saudaraku yang berada jauh dari tempat tinggalku. Aku memikirkan masa depanku. Aku memikirkan segala sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan cinta.
Begini, aku juga seorang anak cucu adam hawa yang memiliki perasaan terhadap seorang cowok. Tetapi, hidupku bukan hanya untuk orang tersebut. Umpamanya begini, selama dia bukan suamiku, aku tidak akan mati-matian menjaganya atau menahannya agar tidak pergi dariku. Tapi, jika dia adalah suamiku, aku akan menjaganya dan menahannya karena kami sudah diikat dan disatukan dalam sebuah hukum yang menetapkan bahwa kami adalah seorang pasangan suami istri yang sah.
Bagaimana? Akankah kalian mempertaruhkan hidup kalian untuk seorang insan yang nantinya belum tentu menjadi pasangan kita di masa depan? Kurasa, dekatkanlah hubungan kalian yang sedikit renggang dengan orangtua. Dan kalian akan merasa nyaman dan sangat nyaman, dan tanpa kehadiran mereka hidup kita bukanlah apa-apa.
Aku bukanlah ahli cinta maupun ahli sesuatu yang mirip seperti itu. Tapi, berpikirlah secara dewasa. Rasa suka itu normal, tapi jangan terlalu larut dalam perasaan itu. Jadikanlah perasaan itu sebagai motivasi kita untuk menjalani hari-hari berikutnya. Sesungguhnya anak seusia kita masih sangat labil dalam urusan seperti itu.
Dan hal yang terpenting dari semuanya, tetaplah ingat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. :)
The Difference of Now and Formerly
Good night everyone!
Aku mau sharing sesuatu yang cukup menakjubkan. Terkadang pemikiran seperti ini terlintas di benakku. Mari kita jalan-jalan sebentar ke sudut pandangku terhadap teman-temanku dan orang-orang tua yang sukses.
Pertama sekali yang ingin saya ucapkan dan saya tanyakan adalah, untuk apa kita sekolah? Nah, kadang-kadang pertanyaan seperti ini terbesit ketika melihat teman-temanku sibuk menyontek di sana-sini saat ujian. Sebenarnya, menurut penelitian saya, murid-murid pada jaman sekarang ini tidak bersekolah karena kemauan diri sendiri.
Baiklah, agar lebih jelas, akan saya uraikan satu persatu. Dulu, saat Indonesia masih belum berkembang, beberapa tokoh pria menjalani pendidikan yang sangat susah didapatkan dan kemudian memperjuangkan segala sesuatu itu agar bisa di dapatkan oleh semua masyarakat di Indonesia. Ketika kaum pria sudah mulai mengikuti kegiatan belajar mengajar tanpa satupun murid perempuan, seorang tokoh yang dikenang dan diperingati setiap tanggal 21 April, Ibu Kartini memperjuangkan masalah pendidikan yang tidak bisa didapatkan oleh kaum hawa yang akhirnya, tanpa melihat gender, pendidikan-pendidikan dasar dan lanjut dapat diraih oleh setiap masyarakat.
Sekarang, apa permasalahannya? Tidak perlu ditanyakan lagi, karena saya pikir kalian bisa menyimpulkan sendiri bagaimana perbedaan murid jaman dahulu yang penuh perjuangan dan kerja keras dengan murid jaman sekarang yang hanya bisa duduk tenang di depan TV atau komputer sedangkan keesokan harinya tugas dan ulangan sudah menumpuk. Kira-kira, apa yang dikerjakan seorang anak jaman sekarang? Ia tidak perlu bersusah payah belajar, karena yang dibutuhkannya hanyalah nilai yang tinggi.
Sebenarnya, kenapa tokoh-tokoh Indonesia memperjuangkan hidupnya agar masyarakat Indonesia dapat menelan berbagai pelajaran dan pendidikan? Karena mereka ingin semua masyarakat Indonesia memiliki ilmu yang cukup agar tidak bisa dibodohi oleh para penjajah lagi.
Lalu, apa yang dilakukan murid jaman sekarang? Apakah mereka bersekolah karena kemauan dan keinginan mereka sendiri? Bukan, melainkan karena perintah dan kewajiban dari orangtuanya untuk sekolah. Apakah mereka mendapat ilmu? Tidak. Karena mereka pikir mendapat nilai tinggi akan lebih dihargai dibanding mendapat ilmu walaupun seember kecilpun. Padahal, mereka termasuk orang-orang yang beruntung. Mereka mendapat biaya, fasilitas yang menunjang, dan teknologi yang semakin hari semakin laju perkembangannya. Tapi, dibanding orang-orang jaman dahulu, orang-orang jaman sekarang KALAH sukses diberbagai bidang. Kenapa? Karena orang-orang jaman dulu menimba ilmu karena kemauan mereka sendiri, dengan susah payah mereka mencari biaya untuk biaya perbulan, dan mereka tau ILMU sangatlah berharga. Mereka tau betapa susahnya mendapatkan ilmu pada masa itu.
Saya tidak tau mau menulis apalagi, bahkan saya belum menulis contoh dari kegiatan sehari-hari murid jaman dulu dengan murid jaman sekarang. Tetapi, saya rasa kalian para pembaca semua sudah bisa menyimpulkan apa yang ingin saya katakan kepada Anda semua.
Jadi, marilah kita merenungi diri kita. Apakah kita memiliki kesadaran untuk menimba ilmu? Atau keinginan untuk sekedar mendapat nilai tinggi?
Well guys, think it on your mind. Be yourself. And dig the knowledge as much as you can.
Thursday, January 27, 2011
Ketahui Sifat Seseorang dari Kebiasaannya
Selamat malam, kawan-kawan yang sedang menikmati angin dingin malam ini. Di mana bintang-bintang bertaburan, menambah kesan terindah di langit malam yang gelap, dengan sinar lembut bulan untuk dunia.
Beberapa hari ini, saya sudah lama tidak menulis untuk blog saya, dikarenakan saya tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk memikirkan hal-hal kecil yang penting, yang bahkan kau baru sadar setelah diingatkan. Setiap hari saya berusaha memberikan para pembaca sekalian ilmu-ilmu yang bermanfaat, yang saya yakin sangat akan berguna nantinya. Just keep reading!
Sering saya mendengar dari teman-teman bahwa kita bisa melihat sifat seseorang dari tulisannya. Saya memang belum pernah sama sekali belajar tentang hal ini, tetapi dengan feeling yang kuat saya dapat membacanya. Terkadang, orang yang berpikir dengan otak kiri itu tulisannya tampak kaku, seperti tidak pernah di daur ulang saat telah mencapai umur kurang lebih 9-10 tahun--tentunya kau harus tahu apa yang kumaksud bahwa orang-orang dengan otak kirinya tidak pernah mengubah model tulisannya. Sedangkan orang-orang dengan otak kanannya, memiliki tulisan yang tampak berantakan, dengan coretan-coretan lembut tanpa tekanan yang dalam, tapi terkadang mereka sering bosan dengan font--istilah dalam bahasa IT--mereka dan mengubahnya seiring waktu berjalan.
Kita juga dapat melihat sifat seseorang saat makan. Kata ayah saya, orang yang makannya cepat memiliki kepribadian yang tidak suka basa-basi dan selalu menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktu yang diberikan--atau bahkan sedikit lebih cepat. Sedangkan orang-orang yang lama menghabiskan makanan di piringnya memiliki kepribadian yang lambat, tidak suka tergesa-gesa, tapi merugikan bagi orang-orang di sekitarnya.
Begitu juga saat berbicara. Hal ini dilakukan oleh setiap orang hampir setiap hari, kecuali orang itu benar-benar pendiam--seperti patung. Kadang-kadang kita menemukan orang yang berbicara begitu cepat sampai kita tidak dapat memahami kata-perkatanya--dan kusadari itu, aku termasuk dalam tipe ini. Tipe orang seperti ini memiliki otak yang encer, yang saking encernya seperti air sungai mengalir cepat menuju ujungnya yaitu air terjun. Tapi tipe seperti ini tidak cerewet. Hanya saja saat ia berbicara, ia terlalu cepat. Kalau orang cerewet, tampak bahwa seperti pada postingan saya sebelumnya, orang-orangnya terlalu pintar berbicara dengan otak kosongnya. Dan orang-orang yang berbicara dengan pelan kata-perkata memiliki kepribadian yang begitu lambat. Begitu juga dengan pola pikirnya. Orang yang seperti ini akan lama menangkap sesuatu yang dibicarakan seseorang.
Beberapa cara di atas hanya seberapa persennya saja. Dalam ilmu psikologi kalian dapat menemukan cara yang lebih banyak daripada ini. Tapi saya harap, postingan ini menambah setidaknya 1/20 dari sekian banyak pengetahuan Anda. Saya akhiri postingan saya, sekian dan semoga tidak terlalu bertele-tele dan match dengan judulnya.
Keep Silent, Pals!
Okay, good evening my beloved friends!
"Tong kosong nyaring bunyinya."
Ada yang tau peribahasa di atas? Pastinya dari kalian duduk di bangku SD udah tau dong. Nah, aku baru mengerti dan mendalami peribahasa yang udah gak asing lagi di telinga kita.
So, aku punya berjuta-juta pengalaman di masalah ini. Tapi masalahnya aku nggak perhatiin. Yakin deh, kalo kalian nyadar sama peribahasa yang satu ini, pasti kalian ngerti maksudku dan perilaku orang-orang di sekitarmu. Gini, aku punya banyak teman yang kukira 'lebih' pinter dari aku, okay? Dan, kupikir emang begitu. Waktu Try Out pertama, mereka banyak yang masuk ke kelas 9.1 maupun 9.2 di mana orang-orang yang nilainya tertinggi masuk kelas itu (dan aku ada di antara mereka). I realized it, aku sadar kok kalo mereka emang pinter. And do you know how I know it? Pertama sih, karena mereka itu aktif jawab pertanyaan guru. Aktif nanya-nanya, aktif diskusi, aktif juga ributnya. Kadang-kadang pusing juga denger mereka debat.
Tapi, nggak terbesit di pikiranku tentang peribahasa yang udah aku singgung di awal postingan ini. Orang pinter itu nggak banyak omong. Nggak cerewet. Mereka lebih memilih diam dibanding sok pinter, sok banyak omong, sampai berakting sok stress gara-gara nggak masuk kelas 9.1. Bukannya mau sombong, tapi setelah aku pikir-pikir, mereka emang nggak pantes kok masuk 9.1. For seriously, jika kalian punya pemikiran akan hal ini, pasti bisa langsung bedain mana 'orang pinter yang rajin belajar' sama 'orang yang pinter ngomong dan nyontek.'
Pas Try Out kedua, nilai-nilai anak 9.1 banyak yang anjlok. Aku yang kupikir bakal nurun dari peringkat 49 malah naik jadi peringkat 21. Dan, sekali lagi aku tekankan bahwa nggak ada skill nyontek di sini. Maaf aja, harga diriku turun dong sebagai siswi SMP terfavorit dan tertua di Batam. Tapi, murid 9.1 yang kerjanya nyontek, langsung turun ranking-nya. Juga orang-orang yang banyak omong, kayaknya pinter banget gitu. Mereka terlalu memaksakan diri, mencari perhatian guru-guru agar dianggap pintar. Maaf aja bagi yang merasa, tapi faktanya begitu. Kalo guru nyuruh kita nanya, sebisa mungkin kita keluarkan semua rasa penasaran kita. Tapi, bagi orang-orang yang memang murni pintar, mereka jarang sekali sok menjawab atau bertanya kepada guru. Mereka hanya mengatakan hal-hal yang disuruh guru dan memang ditujukan ke mereka sendiri, bukan karena rasa inisiatif mereka.
Jadi, kesimpulan saya selama ini adalah, kita dapat menilai dengan sangat mudahnya, membedakan mana orang-orang yang pintar murni, dan orang-orang yang 'pintar' bicara. Sebaiknya, kurangilah berbicara dan perbanyaklah action. Seperti kata pepatah,
"Talk less, do more!" :)
Saturday, January 22, 2011
Waiting, Boo!
Siang semua!
Kembali ke postinganku, membahas tentang sesuatu yang hampir tiap hari kita lakukan. Ya! Membuat seseorang selalu menunggu. Pernahkah kau menunggu seseorang? Apakah menyenangkan? Tidak sama sekali. Berikut cerpen yang kubuat untuk mencerminkan bagaimana rasanya menunggu seseorang.
Bunyi nyaring klakson bis sekolah memekakkan telingaku di pagi hari yang tenang ini. Adik-adikku yang masih tertidur dalam sekejap terbangun dari alam mimpinya. Mereka terlalu sibuk menggeliat. Ibuku sedang membuat makanan untuk bekal sekolahku. Sedangkan aku, sedang berusaha menghabiskan sarapan yang ada di hadapanku--sepotong roti keju dan susu coklat favoritku. Sulit untuk menghabiskan semuanya jika ayahku terlalu sibuk mengomel karena keterlambatanku untuk bangun tadi pagi. Seisi rumah menjadi ribut, sama seperti perempatan lampu merah di siang hari yang penuh dengan polusi, atau lalu lalang kendaraan bermotor.
Aku tahu ini salahku. Aku lupa mengaktifkan alarm di handphone-ku. Dan beginilah akibatnya. Aku pun langsung berlari ke arah kamar, mengambil beberapa buku cetak yang tidak kumasukkan ke dalam tas, dan menyambar tas hitamku yang sudah berdebu di sudut kamarku yang remang-remang. Aku tidak memedulikan seberapa banyak kata yang dikeluarkan oleh ayahku--bahkan aku tidak tahu apa yang ia katakan, hanya beberapa patah kata seperti sopan santun. Sulit berkonsentrasi di saat begini. Aku membuka kancing tasku dan mengambil botol minum yang ada di dalamnya. Dengan cepat aku berlari ke dapur dan mengisi botol berwarna orange jeruk tersebut dengan air putih. Aku menghabiskan susu coklatku yang sedaritadi berada di meja, tidak peduli seberapa banyak susu itu menyelimuti sebagian bibir dan pipiku. Roti yang disediakan ibuku untuk sarapanku langsung kuraih dan kusangkutkan di gigiku. Ibuku yang dengan tenang memberikanku uang saku dan sekotak bekal untuk makan siangku di sekolah hanya menggelengkan kepalanya. Aku memeriksa sekali lagi, apakah ada yang tertinggal--tetapi belum sempat aku memeriksa, ayahku sudah membentakku untuk masuk ke dalam bis. Untung saja aku sudah mengenakan sepatuku yang baru saja kucuci kemarin. Dengan sangat cepat, aku berlari menuruni tangga rumahku dan menyambar pegangan pintu bis untuk membukanya secepat mungkin. Setelah aku menutup pintunya, aku langsung menghabiskan roti yang tertahan di gigiku. Dengan mulut penuh aku berkata, "Maaf harus menunggu."
"Santai saja, ini masih pagi," jawab sang supir sambil menyangkutkan earphone di telinganya. Ia tampak mengetuk-ngetuk setir bis dengan kedua jari telunjuknya--mengikuti irama lagu yang sedang ia dengarkan.
Aku mengatur napasku yang terengah-engah. Mencoba menelan roti dengan tenang. Bis pun berjalan menuju rumah adik kelasku.
Tampak sebuah rumah yang besar berpagar besi hitam yang kokoh. Di terasnya yang luas dan tampak kosong terdapat dua buah kursi berwarna coklat terang, dan seekor kucing berwarna krem tidur di atasnya. Kau bisa melihat dua buah motor diparkir di dalamnya melalui celah-celah kecil dari pagar. Bahkan kau bisa melihat jemuran baju yang dipenuhi baju-baju kering yang belum diangkat. Rumah terasa sepi. Seperti dalam keadaan dini hari, di mana orang-orang masih tertidur pulas.
Kau tahu, apa yang terjadi? Lagi-lagi harus menunggu. Lama sekali. Klakson sudah bernyanyi selama 5 menit, tapi tidak ada satu orangpun yang keluar rumah. Aku bisa menyelesaikan pekerjaan rumahku saat itu. Bahkan sampai aku menyelesaikannya pun tidak ada seorangpun yang keluar dari pintu utama rumah itu--pintu besar berwarna coklat keemasan dengan jendela di sampingnya. Aku duduk dengan gelisah. Harus berapa lama kami menunggu, sih? Apa keluarga ini tidak diajari sopan santun? Aku ingat kata-kata yang sering dilontarkan dari mulut ayahku.
"Jangan membuat seseorang menunggu, Arthur. Itu merupakan kebiasaan yang sangat tidak sopan!"
Baiklah, kali ini tanpa sabar aku membentak sang supir. "Tinggal saja!" Tapi sang supir tidak menggubris.
Beberapa menit kemudian, keluar seseorang yang berumur sekitar 30 tahun mengenakan pakaian yang lusuh, dengan rambut hitamnya yang disanggul. Wajahnya sudah berkeriput. Ia keluar dan membuka pagar rumah yang besar itu. "Tunggu sebentar lagi ya, Sherly sedang menghabiskan sarapannya. Sebentar lagi ia akan keluar untuk mengenakan sepatunya. Ia juga harus mengenakan ikat pinggang dan dasinya dulu," ucapnya dengan tenang.
APA!? Harus berapa lama kami menunggu? Bahkan aku tidak separah dia! Kenapa supir ini diam saja? Haruskah aku mengguncangkan tubuhnya yang kecil agar dia menginjak gasnya dan melaju untuk pergi? Apa yang mereka semua pikirkan? Di mana sopan santun keluarga ini? Di mana akal sehat supir bis ini? Tidakkah mereka tahu bahwa menunggu adalah kebiasaan yang menyebalkan!?
Jadi, apa yang kalian petik dari cerpen yang kubuat di atas? Apakah sangat nyaman jika kalian berada di posisi Arthur? Ataukah kalian cukup memiliki akal sehat untuk menjadi seperti Sherly?
Teman-teman, aku tidak tahu seberapa parah sikap kalian. Tapi, saranku adalah untuk tidak membuat seseorang menunggu. Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan dan menyebalkan. Apalagi kita harus menunggu seseorang dalam waktu 1 jam! Lima menit saja kita sudah lelah menunggu. Maka dari itu, bagi teman-teman yang merasa, tolong ubah cara berpikir dan sikap kalian. Kalau kalian tidak suka menunggu, maka jangan membuat seseorang menunggu kita!
Keep your days with smile, do not forget the others!
P.S. Cerpen diambil dari kisah nyata. Nama tokoh diubah.
Sisakan 1% untuk Rasa Curigamu
Konbanwa minna-san!
Ada sesuatu yang pengen aku sampein ke kalian, the readers!
Do you have any best friends?
Oke, aku nggak meragukan seberapa dari kalian. Pastinya iya, 'kan? Ngaku deh, pasti 90% dari kalian yang baca postingan ini punya best friends? Aku yakin kalian punya, dan aku sendiri juga punya. Semakin naik ke jenjang yang lebih tinggi, dijamin teman maupun sahabat pasti nambah.
Sekarang, apa yang mau aku bicarain? Tentang hubungan pertemanan ato persahabatan. Aku udah sering banget denger ato baca dari salah satu situs jaringan yang lagi marak banget, you know that are facebook and twitter. Aku sih sering banget liat di facebook, foto profilenya bareng-bareng, atau jadi sibling-nya, atau di twitter buat id-namenya mirip-mirip.
Tapi, ada juga yang berantem. Saling menulis seluruh hewan-hewan yang ada di dalam kebun binatang di statusnya, yang ditujukan kepada salah satu exbestfriends-nya. Sering aku mendengar karena ternyata mereka--exbestfriends--jahat dan pengadu domba. Pemfitnah. Atau sebagainya.
Fakta-fakta seperti di ataslah akibat dari terlalu besar rasa percaya kita terhadap seorang TEMAN! Ketika kau menghabiskan pikiran curigamu terhadap seseorang, mempercayainya 100%, belum tentu dia dapat dipercaya atau seorang yang baik. Mungkin kelakuan baik dihadapanmu adalah topeng yang menutupi kejahatan dan muka liciknya.
Dalam postinganku yang sebelumnya nih, aku udah bilang, aku punya masalah psikologi karena suka su'udzon sama orang yang belum aku kenal dan itu nggak baik. Memang, tapi, sebaik apapun orang tersebut, selama apapun kau berteman dengannya, seakrab apapun kalian, aku sarankan untuk menyisakan rasa percaya kalian terhadap seseorang tersebut 1% saja. Jika kau bisa mencurigainya untuk 1%, kau tidak akan masuk ke dalam jurang kehidupan yang penuh dengan kepedihan.
Terkadang, kita lebih mempercayai seseorang yang bahkan tidak kita ketahui kepribadiannya. Jadi, intinya adalah, untuk menghindar dari jurang kehidupan yang pahit dan pedih, sebaiknya melakukan langkah pertama untuk tidak memberikan 100% kepercayaan kita pada seseorang, okay?
Kadang-kadang kebencian, kepedihan, kepahitan, ketidaksukaan, kehancuran, dimulai dari orang-orang yang kita percaya. Believe it!
Start your life carefully!
Look Inside, Not Outside
Malem semua..
Saya di sini sebagai penulis dan tentunya seorang manusia, pasti memiliki banyak kesalahan dan dosa. Saya tahu itu--begitu juga Anda pastinya, para pembaca sekalian--dan saya selalu mencoba untuk mencari satu-persatu kesalahan saya tersebut begitu juga dengan solusi untuk menghindari saya melakukan kesalahan itu.
Begini, di setiap saya menyiapkan beberapa topik untuk postingan saya ke depannya, selalu saja menumpuk beberapa pikiran yang sebenarnya benar-benar ingin saya sampaikan. Dan akhirnya agar tidak bertele-tele, saya akan memasuki bagian isi, di mana Anda akan mengerti apa maksud saya menulis judul dan pembukaan yang rumit seperti ini.
Saya mempunyai masalah psikologi yang cukup rumit--saya akui, saya memiliki beberapa masalah dalam segi mental dan psikologi--tentang melihat seseorang yang pantas dijadikan sebagai teman. Saya tahu saya sudah pernah mengalami kesulitan seperti ini saat saya masih duduk di bangku SD, tetapi saya masih melakukannya saat duduk di bangku SMP yang berada antara kehidupan yang menyedihkan atau menyenangkan sekalipun.
Terkadang, saya tertipu untuk memilih seorang teman yang baik untuk diajak bergaul. Itu rumit, karena saya bukanlah seorang yang cuek seperti Ibu saya melainkan seperti ayah saya yang begitu terlalu memperhatikan sesuatu yang bahkan tidak diperhatikan oleh orang lain. Begitulah, terlalu banyak pertimbangan yang sesungguhnya benar-benar tidak menguntungkan.
Saya selalu memperhatikan dan menilai seseorang dari penampilan dan sikap sehari-harinya yang 'hanya' dapat saya lihat. Mengapa hanya? Karena, ternyata di balik sikap yang mereka tunjukkan di hadapan kita, ternyata jauh lebih baik dari yang kita sangka. Begitulah, dan saya salah.
Seharusnya saya melihat betapa baik dan ramahnya mereka. Betapa rendah hati mereka. Tetapi inilah masalah saya dan teman-teman yang merasa seperti ini. Seharusnya saya melihat sikap polos mereka yang sebenarnya, dan itulah, itulah mengapa Ibu saya jauh memiliki teman yang banyak dibanding saya.
Di sinilah saya harus melihat diri saya, yang begitu melihat fakta di hadapan saya, tanpa melihat dunia yang membelakangi saya. Saya tidak mengerti, walaupun saya terus mengulanginya hingga kesekian juta kali, saya terus melakukan kesalahan ini. Ternyata, benar kata seseorang yang bijak, dengan kata-katanya yang terkenal, "Mencari musuh lebih mudah dibanding mencari teman."
Baiklah, begini teman-teman. Saya mengharapkan sesuatu yang lebih dari ini semua. Saya berharap kalian yang membaca postingan ini, entah mungkin benar-benar bermanfaat dalam hidup Anda sekalian, atau mungkin benar-benar tidak ada sangkut pautnya dengan judul yang tertera di atas, saya berharap saya sudah mencoba memberikan ilmu terbaik yang saya miliki!
Sekian postingan singkat yang mungkin juga tidak terlalu singkat tapi tidak juga panjang, selamat menikmati hari-hari Anda dengan teman-teman Anda yang sudah bertahun-tahun Anda pertahankan!
- A.A.M.R
Hopeless?
Nite guys.
This nite i wanna tell you something about my big-rock-super experience today. You know, I had no feelings about this. With unhopeful wondering, let's start it!
In this day, I knew that the teachers will announce the result of our tryout. I thought that i'll get a bad score cause this time, this tryout is harder than i think. I was thinking about my math and english score, i didn't think about science yet. I worried bout my english.
I think I'll enter the third class or something, but really i'll very happy if i can enter the first class. But, i HATE someone if they talking about my succesful. And they did. I HATE IT!
Okay, let's begin this fucking story. My guardian class entered my classroom and then she sat on her chair. Then, slowly she began to open her files that she brought it when she entered our class, I feel panicky that time. Almost dead when she announced it to the whole students in class. Then she started speak, slowly, from the first rank until the last one. I was listening for it carefully. But until fourth rank, I stopped listening, and my eyes became huge. Okay, I was very HAPPY to hear that. You know, I've done success with my tryout and get the fourth rank. And proudly I say that I'M VERY HAPPY cause I get the best english score in my class, EIGHT! And i was disappointed with that score because, I knew my fault, and they was very easily for me to answer. But, with my uncareful step to finished my tryout, I'm really FOOLISH because i was wrong to answer the easier. ;(
The next is math. I thought the math was the easiest ever! But, again I disappointed with the score, even it be the highest score between the others--mine. And it's eight point five! :(
And the last, with proudly I say that I get the twenty first rank for the whole third grade students! BUT, I dislike someone who's said, "Yeah, you must know that yourself is blablabla," or something like, "Look! The one of first class students!" Hell, I HATE someone whos said that, including Sora. He was said it to me in the phone, via SMS. What the..? I want to be someone whos low profile, but really it's so HARD!
Well, maybe this day is full with angryness. Or maybe happiness? Or something else? I don't know, either you. :D
Okay, that's all my super-hard rock experience! Get your day, pals!
- A.A.M.R
Tuesday, January 18, 2011
Milk for Group Blood of B
Sore semua, perlukah saya menggunakan bahasa inggris sekarang? Mungkin tidak. Kali ini saya membuat postingan terhadap beberapa teman sekalian yang tidak suka minum susu, atau produk-produk semacamnya. Jadi saya harap dengan saya menggunakan bahasa Indonesia kalian akan mengerti apa yang saya tulis di sini.
Dua hari yang lalu, saya membaca buku ayah saya yang berjudul "Diet Sehat Golongan Darah B" yang ditulis oleh author bernama Dr. Peter J. D'Adamo. Saya mendapat banyak ilmu yang bermanfaat dari sana. Ya, mungkin saya bukan pakarnya tetapi saya berusaha menulis sebaik mungkin sehingga teman sekalian tertarik untuk membacanya.
Saya hanya akan menuliskan tentang ilmu yang saya dapat pada Bab 3 di buku tersebut yang berjudul Telur dan Produk Susu. Dalam buku tersebut, ternyata dituliskan bahwa "Hanya orang bergolongan darah B yang dapat menikmati hampir semua produk susu." Seperti yang dialami oleh beberapa teman saya, banyak sekali yang mengatakan bahwa susu itu rasanya eneg. Ya, mungkin mereka mengatakan begitu karena mungkin sebagian besar dari mereka yang tidak suka susu termasuk dalam golongan darah selain B. Tapi, bagaimana dengan orang bergolongan darah B yang tidak suka dengan susu?
Dalam buku yang saya baca ini dijelaskan bahwa "...orang Asia bergolongan darah B mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan produk susu bukan karena sistem tubuh yang menentangnya, tetapi karena kebudayaanlah yang telah menolaknya." Ternyata, pembaca sekalian, susu itu mulai dikenal oleh orang-orang Asia saat penyerbuan bangsa Mongolia. Dan orang-orang Asia mengatakan bahwa susu itu merupakan minuman orang suku barbar, jadi susu tidak pantas untuk dikonsumsi. Pikiran tersebut masih tertanam sampai sekarang, dan itulah yang membuat sebagian orang-orang Asia tidak suka minum susu. Walaupun alasan berbagai orang telah berubah.
Begitu juga dengan orang Afrika. Orang Afrika mempunyai masalah untuk beradaptasi dengan produk susu, karena mereka tidak tahan dengan laktosa. Lagipula, orang-orang bergolongan darah B jarang ditemui di Afrika.
Jadi, apa hubungan ketidaksukaan orang terhadap susu dengan golongan darah? Sebenarnya pembaca sekalian, ternyata ini semua sangat berkaitan dengan penggumpalan sel-sel darah pada golongan B. Karena saya orang yang tergolong darah jenis B, saya hanya akan menjelaskan tentang "lektin" pada orang bergolongan darah B. Lektin adalah suatu protein yang banyak jenisnya dan sering ditemukan dalam makanan, mempunyai faktor penggumpal yang akan mempengaruhi darah kalian. Lektin merupakan cara ampuh bagi organisme di alam untuk melekatkan diri pada organisme lain. Dan lektin yang kita konsumsi harus sesuai dengan golongan darah kita, karena jika kita yang bergolongan darah B mengonsumsi lektin untuk golongan darah A, lektin yang tidak cocok tersebut akan menyerang organ atau sistem tubuh (ginjal, hati, otak, prut, dan lain-lain) dan mulai menggumpalkan sel-sel darah pada daerah tersebut.
Penggumpalan di sini terjadi ketika sebuah antibodi bertemu dengan antigen mikroba yang mencoba menyusup, dan akan terjadi reaksi yang disebut aglutinasi (secara harfiah, melekat). Antibodi akan melekat pada antigen virus/mikroba dan melekat begitu erat. Ketika sel-sel, virus, parasit, dan bakteri berhasil digumpalkan, proses menghilangkannya pun menjadi lebih mudah.
Nah, kalau lektin yang kita konsumsi tidak sesuai dengan golongan darah kita, virus-virus yang menggumpal tersebut tidak akan menghilang dan menjadi lemak. Dan karena itulah kita lebih mudah bertransformasi menjadi manusia yang berlemak alias gemuk.
Susu dalam postingan saya ini sangat bermanfaat pada orang-orang golongan darah B. Karena, lektin dalam susu sangat membantu dalam proses aglutinasi oleh antibodi yang bertujuan mengurangi lemak dan membuat kita terhindar dari penyakit-penyakit berat yang lazim pada kehidupan modern seperti penyakit jantung dan kanker. Jadi, perbanyaklah mengkonsumsi susu bagi orang-orang yang sebelumnya tidak menyukai susu.
Semoga ilmu yang saya berikan dalam postingan ini membantu hidup teman-teman sekalian menjadi lebih baik. Dan semoga isi dari postingan ini sesuai dengan judul yang telah saya bubuhkan di awal isi postingan. :)
- A.A.M.R
All About The Second!
Good day, everyone!
Well guys, today is the second tryout. I did my tryout unsuccessful. Let's read my experience today below..
Well, today is english tryout. And then, yesterday Ma'am Yuli told us that the exam is not too difficult. The tryout from school is more difficult than this one. In this time, the tryout is for kepri province. So, the tryout made from the province government. You know what? When I started to answer the question, i think the government made the text for answer the question with difficult words that we seldom read or hear it. It use a words that we try hard to know the means of the text. But it sometimes. Another questions is easier than the school's exam. I think easily to answer it.
When the tryout over, I went to my classroom to have my lunch. We discussed the english tryout. Some of my friends told me that the tryout was very difficult. But some of them didn't think so. I did too. I felt it just some of the questions.
And then we started to study. Ma'am Yuli, the english teacher entered my class with soo many papers in her hand. It was the tryout! "We'll discuss the tryout," then she said.
First time we won't discuss it because we afraid we'll get a bad score. But some of my classmates want to discuss it. So, I thought we'd better discuss it to know where was our fault actually. We had done to answer the quetion a half. And i still wrong 2 numbers. But when we had done it all, actually i was wrong in 8 numbers. I was very dissapointed. But really, my smarter friends got many wrong numbers they answered. So i'm so grateful to God that He still want to gimme the best in english lessons. I hope so.
So that's all about today.
Oh right, i didn't tell you where's my tryout room. I do my tryout in X room, or in the 9.4 room. My exam number is 02-003-200. I sit in the bottom and behindest chair on that room. It was an awful place to get my full of concentrate. There was so many mosquitoes and dust.
Well then, have a nice day guys! :)
- A.A.M.R
Saturday, January 15, 2011
Night, Full of Love
Violet duduk terdiam di klinik sambil menutupi wajahnya dengan sapu tangan hitamnya. Setitik air menetes dari saputangannya yang basah kuyup itu. Sesekali ia menyedot hidungnya dan membiarkan matanya tampak berwana merah menyala. Ia menangis. Dan hari itu ia tidak ingin bicara dengan Arthur, seseorang yang sangat istimewa baginya.
Friday, January 14, 2011
Sistem Pendidikan Indonesia
Siang semua, kembali ke postingan saya yang kedua dalam hari ini, di mana saya memikirkan nilai-nilai saya nanti untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan yang sangat saya harapkan untuk diterima di sekolah favorit di kota tercinta, SMANSA Batam.
Hari ini, tiba-tiba saja beberapa waktu yang lalu terbesit di benak saya untuk menyampaikan pendapat penting saya yang harus dua kali dipikirkan oleh para pemerintah yang mengatur jalannya sistem pendidikan di Indonesia.
Sejenak terpikir oleh saya, dan pemikiran ini memang benar-benar harus dibaca, karena menurut saya sangat masuk di akal. Bagaimana? Sudah masuk? (ngasih tau aja belum --")
Begini, para pembaca sekalian--yang saya harapkan kalian membacanya sampai tuntas--bahwa sistem pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia cukup aneh. Aneh dalam artian kita lulus sekolah hanya mendapat satu kali kesempatan. Maksud saya, apakah kalian tidak merasa dirugikan karena sekolah selama bertahun-tahun, dan KALAU kalian tidak mencapai kriteria kelulusan dalam Ujian Nasional yang diadakan sekali--tanpa ujian ulangan--oleh pemerintah pusat, kalian harus mengulang lagi sampai lulus? Pastinya hal tersebut sangat merugikan. Dan begitulah yang terjadi.
Untuk Ujian Nasional tahun ini--2011--jenjang SMP, seperti yang sudah diketahui banyak pelajar bahwa nilai rapor bidang studi dari semester 1 sampai semester 5 telah menjadi pertimbangan juga untuk lulus dari SMP, ini merupakan awal dari perubahan besar yang diharapkan oleh para pelajar.
Dulu, di pertengahan tahun 2010, saat saya sedang sering-seringnya chatting dengan abang sepupu saya yang ada di Yogyakarta, yang baru memasuki semester pertama di Universitas Gajah Mada tepatnya di jurusan Peternakan, pernah mengatakan sesuatu yang sangat menempel di pikiran saya sampai sekarang.
"Yah, sebenernya sistem pendidikan di Indonesia ini udah ngaco. Kalau cuma diambil nilai UN aja, belum tentu mereka itu pinter, karena kemungkinan besar mereka dapet bocoran entah dari mana. Kalau mau yang efektif, satu-satunya cara cuma lihat nilai kesehariannya di sekolahnya, bukan nilai UN nya. Biasanya ada juga orang yang pinter tu grogi pas menghadapi UN, jadi nilainya merosot, walaupun dia itu pinter. Jadi, intinya sistem pendidikan di Indonesia ini udah salah besar."
Saya sangat menyetujui apa yang telah dikatakan oleh abang saya, yang mungkin namanya tidak perlu disebutkan. Dan saya sangat berharap--benar-benar berharap--dengan perubahan cara penilaian kelulusan dan peniadaan ujian ulangan di tahun ini, akan makin membaik di tahun-tahun berikutnya. Dengan begitu, kita semua bisa lulus dengan menatap hasil jerih payah kita selama 6 tahun di bangku SD, serta 3 tahun di bangku SMP dan SMA. Karena, kita semua hampir menjadi lupa dengan kemampuan kita sendiri dikarenakan terlalu sering bekerja sama atau mendapat contekan selama ulangan maupun ujian.
Lagipula, buat apa nilai tinggi-tinggi itu nanti? Mungkin penting bagi yang bercita-cita sebagai guru, profesor, dan profesi yang masih menyangkut beberapa pelajaran selama sekolah. Tapi, kalau berumah tangga nanti, murd-murid perempuan akan tumbuh menjadi seorang ibu rumah tangga, yang sibuk memasak, mencuci, menyapu, mengepel, menyetrika dan kegiatan-kegiatan lainnya yang anak-anak jaman sekarang hampir tak bisa melakukannya. Dan murid-murid laki-laki akan tumbuh menjadi seorang ayah yang berkewajiban mencari nafkah, serta mengatur seluruh perkembangan rumah tangganya agar tidak menuju jurang yang dalam.
Mungkin inilah pendapat terpenting saya seumur hidup yang dalam paragraf terakhir belum dapat saya lakukan secara maksimal sebagai anak perempuan. Enjoy your day, enjoy your life!
- A.A.M.R
Di Balik Tugas Seni Budaya
Konnichiwa minna-san!
Oke, kali ini aku cerita semua yang ada dibalik layar kaca kehidupanku. Di mana dimulai dari tugas yang paling bikin aku stress, don't ask me if you know i hate some feminin things. Yeah, tugas seni budaya yang udah aku bilang berkali-kali bikin aku stress, mungkin udah pernah aku bahas di postingan aku sebelumnya. Yah, ini nggak penting tapi bagi aku it's so important! Aku vocal group sekelompok sama Stefie, Riri, Vina, Dianty, Viodita, dan Tami. Pertama agak bingung juga milih lagu apa, akhirnya keputusan sampai pada lagu We Are The World sama Marilah Kemari. Stefie memanfaatkan hasil latihanku dengannya saat kelas 8 dulu. Kami pernah mengikuti porseni vokal grup dan mebawa lagu berjudul Marilah Kemari serta Api Kemerdekaan. Saat itu aku menyanyikan bagian suara 2, sedangkan Stephanie suara 3, dan suara satu oleh adik kelas bernama Greaty. Aku ingat saat kami memakai waktu istirahat kami di sore hari setelah pulang sekolah untuk pergi ke rumah guru seni budaya, hanya untuk latihan vokal grup. Dan sekarang kami akan menggunakan hasil latihan kami dulu untuk mengambil nilai di ujian praktek kali ini.
Untuk seni budaya, ada 4 jenis seni musik yang akan diambil nilainya, dan tentu saat pengambilan nilai kita hanya menggunakan salah satu saja di antaranya. Dan setelah aku bercerita tentang Vocal Group, kita lanjutkan ke tugas yang wajib dilaksanakan, yaitu Fashion Show. Aku benar-benar punya kenangan buruk terhadap yang satu ini. Dulu, saat aku masih SD, aku pernah mengikuti lomba semacam ini 2 kali. Dan itu 'dipaksa', bukan keinginanku sendiri. Dan kau tahu, aku ikut lomba itu, hanya berjalan bolak-balik tanpa lenggak-lenggok mentel dan kedipan genit serta senyum yang menggelikan. Itulah penyebab aku tidak pernah menang mengikuti lomba seperti itu. 'Cause i never LIKE a stupid things like that! Jadi sekarang aku hanya berharap tidak ada yang tertawa saat aku dan kelompok Fashion Show-ku--Andreas, Dianty, dan Ridho--mulai berjalan menuju karpet merah--begitulah istilahnya.
Lalu, menuju hal yang paling kusukai, BAND! Aha, finally i can show them my skill of piano. Aku nggak tahu bakal se-band sama siapa, yang pasti kalau nggak pegang piano, ya rhythm aja. Yang pasti aku nggak bakal main drum, haha. Main band itu asik banget, apalagi kalau udah manggung. Aku pengalaman ngeband sekali, walaupun cuma jadi bassist aja. Waktu itu langsung kebut les bass. Pertama bikin jariku melepuh, tapi kalau udah bisa sedikit aja, kayak berskill banget, walaupun mungkin menurut para bassist dunia nggak ada apa-apanya. Aku agak grogi pas pertama kali tampil. Waktu itu bawa lagu Cinta Terlarang sama Zombie. Aku suka banget pas main Zombie soalnya ada bassist self performance-nya! Waktu itu aku udah bisa improvisasi chord-chordnya, makanya cukup puas. Jadi, aku nggak pernah punya kenangan buruk apapun selama ngeband, kuharap bakal sukses di pelajaran SB ini.
Terakhir adalah Tari. Sebenernya pasti banyak yang nggak nyangka kalau aku dulu itu ikut tari pas SD. Aku dulu juga nggak mau, tapi malah kepilih pas pemilihan dulu. Gara-gara kepilih itu, hampir setiap pulang sekolah aku latihan nari di sekolah sampai jam 5 sore. Kalau sekolah lagi ngadain acara-acara yang pasti ada tari-tarinya, aku pasti tampil. Aku juga pernah tampil nari pas aku mau ikut lomba olimpiade matematika. Waktu itu ribet banget, habis nari langsung ganti seragam sekolah dimobil biar kayak temen-temen. Sebenernya nggak ada kenangan buruk apapun, cuma aku pengen buang backgroundku yang itu. As you know, my friends just know me as the tomboy girl. So, aku nggak mau ikut tari lagi! Bosen.
I hope nobody call me as a feminin girl, REALLY HOPE SO!
- A.A.M.R
Tuesday, January 11, 2011
Indonesia "Makeover Face"
Malam ini posting dua kali, good evening everybody, guys, pals!
Ada beberapa pendapatku tentang cara berdandan orang-orang Indonesia yang kadang-kadang terlihat menjijikkan bagiku. Kau tahu? Dari hasil penelitianku selama ini, maaf bukan bermaksud mengejek atau menghina--atau semacamnya--tapi remaja bahkan anak-anak di Sumatra tampak lebih tua daripada umurnya, dan sangat jauh apabila dibandingkan dengan orang Jawa. Seperti yang saya katakan, berhubung saya sudah 13 tahun tinggal di Batam--setahun saya habiskan di Jawa Timur dan Yogyakarta sebelum saya masuk ke Taman Kanak-kanak--saya dapat menilai cara berdandan orang-orang Indonesia tepatnya di daerah Sumatera. Mungkin kali ini saya memaksudkan beberapa kota seperti--maaf, bukan maksud menuduh atau menyindir--Padang, Medan, dan sebagainya yang para remajanya tampak sangat dewasa dibandingkan umurnya. Kebetulan beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan salah satu keluarga besar orang Medan, dan saat saya perhatikan, mereka terlalu banyak memakai lipstick, eyeshadow, eyeliner, dan semacamnya yang membuat saya risih dengan penampilannya. Bahkan anak di bawah umur 10 tahun sudah dipakaikan benda-benda kosmetik serupa. Terkadang saya harus bertanya pada ibu saya apakah anak itu seumuran dengan saya atau tidak, tapi kadang pemikiran seperti itu sulit membuat saya mudah bergaul dengan orang lain.
Selama saya perhatikan, wajah tidak pernah ketinggalan oleh lapisan-lapisan bedak tebal dengan sedikit eyeshadow dan semacamnya, dan tidak lupa melapisi bibir keringnya dengan lipgloss dan memperindah dengan warna pink sebuah lipstick. Kemudian mereka mengenakan pakaian yang tampak 10 tahun lebih dewasa dan kadang-kadang mereka juga mengenakan celana pendek yang memperlihatkan paha dan betis mereka. Lalu, rambut mereka pun terkadang di rebonding, smoothing, atau malah dikeriting. Dandan yang berlebihan membuat pancaran jiwa anak-anaknya menjadi kurang terlihat. Jujur saja, tapi bukan karena saya tidak suka dengan orangnya, tapi memang menjadi sebuah kenyataan bahwa Putri Ayu IMB yang umurnya setahun di bawah saya tampak 5 tahun lebih tua daripada yang seharusnya. Masih banyak bintang sinetron dan iklan yang sudah belajar berdandan yang berlebihan.
Terkadang kita harus melihat cara berdandan orang Barat. Saya memang tidak suka berdandan, tapi setidaknya saya berusaha mengurangi hobi anak-anak yang sudah berdandan. Kasihan, mereka bahkan masih lebih tampak innocent dan manis dengan penampilan apa adanya. Begini, orang-orang barat memiliki kulit yang putih bersih serta matanya yang memiliki beragam warna. Masalahnya adalah, mereka pantas mengenakan pakaian serta dandanan apa saja, ditambah dengan rambut blonde mereka. Seperti contoh, bukan karena saya menyukainya tapi memang kenyataan bahwa Avril Lavigne selalu pantas dalam berpakaian seperti cowok maupun cewek. Ia tidak terlihat tampak tua tapi malah terlihat lebih ke remaja, mengingat ia sudah berumur. Kadang-kadang kita harus meninggalkan sesuatu untuk menjadi diri kita sendiri.
Yah, kesimpulannya di sini adalah, saya memiliki pendapat bahwa cara berdandan orang Indonesia tepatnya di daerah Sumatra membuat diri seorang remaja maupun anak-anak tidak lagi memancarkan aura remajanya. Mereka tampak menjadi tua--beautiful but pretty older than the real them--dan kadang-kadang mereka memang sangat cantik, tetapi terlihat cepat tua.
- A.A.M.R
"WUEEKSS" for 3 Times
Konbanwa, minna!
I'm tired for all this things. Okay, started from Sunday, the first time, started this blablabla sick, ah. Stupid me, accept the request, to keep the guest book on the wedding reception. I think I can wear my clothes like everyday, but in the H day, they gave me some KEBAYA uniform, and i feel "WUEEEKS" for many times. The first time wear, I felt weird. And then my mom brought me to the drawing room, make over my face, with some make up equipment I didn't know everything, except Lipstick. Wew, thats the worst thing I've ever done! You know, put hair up in a knot, a silly thing, and sprayed me with hair spray, that made my hair soo hard--not soft like everyday. And then, my mom told me to wear the high heels (WHAT A FUCKING SHIT!), with height maybe 10 cm--it was kind of STRESS. And then you'll see how depression me, when I went to a public place with that silly clothes, and sat behind the desk where you can find a guest book. And the day was wet, a rain came, but just a little I thought. But Sunday was windy, I can't imagine and tell you how 'brrrr' when you stand up right there. And before you eat, you'll se me right there, standing with fake smile, wearing the high heel, but sometimes I felt dizzy and I want kick away that silly shoes. Waa~! You know what? I saw my friends Devid and April, but they didn't laugh at me. But, when I had a lunch, Endy and friends (including Depe, Samosir, etc) came to the wedding reception and saw me with kebaya clothes. Endy was smiling, but Depe was laughing out loud (LOL). I was mad, but i can do NOthing with that shit clothes. Okay, maybe I'll forget it. I changed it in evening, because that clothes made me feel uncomfortable. But this is the important one.
When the reception begun, I ate soo much kind of foods right there. I don't know what's the nutrition in the food they--chef--cooked. At that night i feel no problem. But in the Monday night, i had a stomachache. But when my mom gave me a hot tea, i feel better. And i slept on 7.30 p.m. I forgot to prepare my books. And then, at 12.00 a.m, i woke up. Like, something wanna go out through my throat, and i can't hold anymore. I went to the bathroom and, WUEEKSS--vomit. In 2 hours, I've done throw up many kind of foods I've ate before in 3 times. My mom and dad thought that i'm sick. But, when they told me that I don't need to go to school, i don't want it for sure. I remember, in Tuesday i'll get a GREAT lesson, yeah--you can say it 'my favorite'--that's english and arts. So, I don't wanna miss anything about both english and arts. And until now, i still have a stomachache, but i don't want to tell it to my mother neither do my father.
So, i suggest you to NOT eat any food before you know the ingredients and nutritions :)
- A.A.M.R
Saturday, January 8, 2011
She Knew Herself
"Aku tidak akan mempercayai kalian semua lagi!" pekiknya di ambang pintu. Ia tampak marah sekali kepada murid-murid kelas 9. Ia langsung menuju ke arah meja mengambil beberapa bukunya yang tertinggal. Sekejap aku melihat ia menatap kami dengan kejam, kemudian ia langsung keluar kelas. Suasana ribut menjadi hening seketika.
Siang itu kami lewati dengan rasa tidak tenang. Tadinya sih tidak, tapi Arney membuat ulah dan kami semua kena getahnya. Mrs. Purplewind meninggalkan kelas sebentar untuk menyelesaikan masalahnya. Saat itu juga kami sedang kerja kelompok, membentuk sebuah paragraf--yang aku lupa tentang apa itu--dalam pelajaran Bahasa Inggris. Selama itu, Arnold--yang biasa kami panggil Arney--membuka buku nilai milik Mrs. Purplewind.
Aku sungguh tidak mengetahui hal tersebut. Aku benar-benar menyesal karena baru mengetahui saat Mrs. Purplewind berdiri di ambang pintu dengan raut muka yang tidak menyenangkan. Ternyata Arney mencoba mengubah nilainya dalam buku nilai Mrs. Purplewind. Dan sekarang dunia yang sebenarnya akan dimulai.
Sekarang Mrs. Purplewind sudah melipat tangannya di dada. Ia menatap kami semua dengan sangat tajam. Sesekali ia mengarah pada sang ketua kelas, Beebley.
"Sekarang aku tidak bisa mempercayai kalian semua lagi!" ucapnya kemudian. "Aku pikir hanya kelas kalian yang mudah diatur, di mana aku bisa melewati hari-hari yang santai tanpa perlu memarahi seseorang. Aku pikir kelas kalianlah yang paling bisa kupercaya. Sekarang, lihat ini!" bentaknya sambil menunjuk ke arah buku nilainya yang sedang ia pegang dengan erat. Keringat mengucur, tampak penyesalan dari matanya yang tidak terlindungi oleh kacamata mungilnya yang ia sisipkan di kantung baju sebelah kanannya. Matanya merah--Oh tidak, ia menangis! Sepertinya aku melihat air mata menggenang di pelupuk matanya. Tapi ia tidak memerdulikannya. Sekali lagi ia membentak kami, dan akhirnya meninggalkan kami di kelas dengan tugas menggantung.
Semua diam sampai Paulina bangkit dari tempat duduknya. Ia menatap sinis pada Arney yang duduk di sampingnya.
"Arney, berapa lama kau harus berbuat hal-hal seperti ini!?" pekiknya dengan suara melengking. Semua pun mengikuti.
"Arney, kau murid tak tahu diri!"
"Arney, kurang ajar kau!"
"Cepat kembalikan Mrs. Purplewind agar dia kembali ke kelas!"
"Hei, sebaiknya kita semua minta maaf pada Mrs. Purplewind."
Semua menoleh ke arah Samantha. "Ada apa?" tanyanya dengan tampang kebingungan.
"Ya, sebaiknya kita memang harus minta maaf," ujar Rainlee.
"Ayo, kita rame-rame minta maaf," ajak Talitha.
"Sebaiknya tidak usah," ujarku. "Kita tidak begitu mengerti pikiran Mrs. Purplewind. Kalau ia memang menginginkan maaf dari kita, ya kita beruntung. Tapi kalau dia semakin marah dan kesal karena kalian minta maaf, yaa aku tidak menanggungnya."
"Apa maksudmu, Arthur?" tanya Talitha.
"Begini, bisa saja dia tidak menerima maaf kalian karena ia merasa kalian tidak melakukan kesalahan apapun. Kalau kutebak, mungkin ia malah akan mengatakan, 'Ngapain kalian repot-repot minta maaf? Yang bersalah saja cuek dengan kesalahannya.' Bagaimana?" jawabku sambil mengangkat tangan meminta jawaban mereka.
"Iya juga," kata Paulina.
"Tapi... sebaiknya kita minta maaf aja. Namanya juga usaha," ujar Samantha meyakinkan.
"Aku ikutan dong," sahut McRand dari belakangku.
"Ayo kita minta maaf.."
Tapi sepertinya, kalau melihat sikap Mrs. Purplewind yang seperti itu, aku yakin responnya 90% seperti yang kukatakan. Aku malas meminta maaf, karena aku tak merasa bersalah sama sekali. Jadi, biarkan saja kita terbawa arus ini sampai jatuh ke dalam jurang air terjun.
Beberapa bulan kemudian, saat Mrs. Purplewind masuk ke dalam kelasku, ia mengingatkan kami tentang berbagai hal pada pelajaran Bahasa Inggris. Kemudian, ia teringat sesuatu. Kemudian ia mengatakan tentang seseorang, yaitu Samantha dan McRand yang meminta maaf padanya, bahwa ia benar-benar tidak membutuhkan permintaan maaf mereka. Ia menjelaskan kepada kami, bahwa yang bersalah saja cuek pada kesalahannya--pada saat itu ia menoleh ke arah Arney, dan berbagai macam hal seperti itu yang pernah aku katakan beberapa bulan sebelumnya pada teman-temanku.
"Seperti yang aku duga," ucapku pada Paulina.
"Ya, kali ini kau benar, Arthur."
Siang itu pun kami mulai lagi dengan canda dan tawa bersama Mrs. Purplewind--yang tentu saja, sudah memaafkan semua kesalahan yang diperbuat Arney.
(diambil dari kisah nyata. Tokoh, waktu, dan tempat diubah)
- A.A.M.R
Flashback: All About Indonesian Music
Konbanwa, everyone..
Oke, langsung ke topik aja. (Males banget buat basa-basi :p)
Jadi gini, beberapa menit yang lalu, aku nonton pembukaan IMB malam ini. Dan apa yang terjadi? Aku langsung pengen "WUEEKSS" gara-gara ternyata lagu yang dibawain di pembukaan tu lagunya orang alayers dan plagiarist, SM*SH. Ya Allah, asli deh KAGET. Jadi keinget, beberapa minggu lalu nonton derings, SM*SH live dancing, but i thought that they was lipsinging. Masa mirip banget sama yang di klipnya? Pokoknya ketahuan banget lipsing-nya gara-gara pas nadanya agak panjang, dia udah nutup mulutnya. (Woi, melenceng dari topik!). Terus beberapa minggu sebelumnya lagi, aku iseng-iseng nonton MTV Alay, eh ketemu klipnya si SM*SH ini. NGAKAKS asli!! Waktu aku nonton itu, SM*SH belum terkenal, temen-temenku aja pada belum tahu. Haha, jadi kebawa suasana NGAKAKS hahaha..
(loading please... LOL times for SM*SH)
Oke, jadi aku mau bilang sesuatu yang sedikit "important". Kalau lihat musik-musik Indonesia sekarang, aku lihat penurunan kualitas. Bener-bener turun loh, kalau kalian juga perhatiin. Dulu, musik Indonesia tu kayaknya terasa banget terus rasanya kayak "Never Die" ato "Immortal" gitu. Tapi sekarang, bagus beberapa bulan aja terus hilang entah ke mana. Aku agak disappointed juga sih, kalau kayak gini 'kan jadinya bener-bener nggak berkembang. Masalah nge-BOOM-nya album juga ada di perilisan album. Kayaknya sekarang ini, band/boy band/singer aja, yang nggak bagus-bagus amat suaranya, nggak kreatif, tapi berhasil buat dan bawa SATU lagu aja (remember, JUST one), langsung melonjak dan bener-bener, kayak nggak terkalahkan. Tapi denger lagu-lagu lainnya, beeh, nggak nahan di kuping! Jadi inget kata-kata vokalis band KASABIAN asal Inggris, dia tu marah-marah sama band/singer jaman sekarang. Keluar 1 single, ngeboomnya ampe sedunia. Tapi lagu-lagu lainnya jelek banget, kayak sampah. (Not me, but that vocalist). And the last, ROCKER isn't DEAD! gitu deh kata-katanya, soalnya, rata-rata para rocker dunia itu dalam 1 albumnya aja, semua lagunya hampir terkenal semua dan enak-enak. Coba di Indonesia, look inside yourselves. Dari macam-macam band yang sering nongol di depan TV, lagunya itu-itu aja. HAMPIR nggak pernah ganti. Mereka nggak berani ngerilis album kali ya? Kayaknya mereka merasa 1 lagu itu udah cukup buat modal terkenal. Tapi kenyataannya,
Aku tau aku bukan yang sempurna, whatever you say, it's just words. I just give an opinion to my beloved country, Indonesia :)
- A.A.M.R
Friday, January 7, 2011
Yesterday For Today
Konnichiwa minna-san!
Like everyday, I'll tell you about my AWESOME stories!
From yesterday 'til today. Check it out!
YESTERDAY..
is about an important events. I told them that i DISLIKE any perform bout Fashion Show or Dance. But I LIKE something that fills my life, yeah thats MUSIC, maybe a vocal group? I don't think thats hard. Band?? I LOVE IT MUCH! But, in the Arts lesson, the must important events, the way to get a better score, we MUST follow the vocal group and FASHION SHOW? Are they NUTS!?? I HATE fashion show. Something strange, and make me confused. Why? Because it's weird, walking on the red carpet, with their styles, show their "flirtatious" eyes, a "swaying movement", or something makes me "WUEEEEKSSS". Oh GOD PLEAASEEEE! I need the "click" remote one, to pass this weak moment. Another experience? Maybe i'll tell it through the stories i make. You'll see.
TODAY..
is about a tired job. We were cleaning our new class in the 9.7 room. Because the first grade room have done, the first grade student will present in normal shift like us--the second and third grade. But you know what? Before we get our new fan class--class with fan inside--like I told you on the post before, we must through the hardest way, because the owner class was disappointed--they was soo disappoint cause they must loss their fan. And.... what make me feel "wanna kick her--9.7's guardian class--ass and head" is, they need their MONEY back, because they won't use their fan again. And she was mad to our beloved guardian class, and she was mad to my classmate, and another things, the reason "why" i wanna kick her. WAAAA~ it called FURY!
Another story? Hmm.. I think i'll make my own short story, then you'll read it like you read a novels, or something like that :)
Okay, I think thats over. We'll meet in the other posts, guys! :D
- A.A.M.R
Thursday, January 6, 2011
Nothing Interesting Today
Konbanwa, everyone!
Tuesday, January 4, 2011
Band Festival
Konnichiwa, minna-san! our topics ..
SHOCKED is when i heard my friends that they wanna follow the band festival. You know? I didn't thought about bad feels until one of our personnel band said to me that we must enter the band festival on saturday. We'll bring the Cancer song by My Chemical Romance and Fall For You by Secondhand Serenade. I'm so sorry to them because when we trained our skill, i always used the wrong way to cheat. In keyboard (i mean a kind of music instrument, not one of computer forces), i can use the transpose menu to step across some note (and "note" in this text must be the symbol like a bean sprout, some of them is white and the others is black, you can find it in music lesson) because the chords was too hard to play. So, i was using this menu to play the Cancer song, and they want to join the festival, perform the Cancer song, with complete instrument, that i don't know where is the transpose menu if the keyboard is different with mine. So, now i must train my Cancer skill again, hardly. Oh, i hope i understand the menus in the keyboard i'll play in the festival later. You know, i must try it over and over again until i'm ready when the deadline come.
Hope so.. ;(
Oh yeah, in this holiday, i'm very tired and bored, hope one of you wanna come to my house. Then lets play some interactive games and we can cook together, smiling, laughing, with full of happiness. :)
- A.A.M.R
Another Happiness, Better Gifts
Good evening, guys. How is your day? Good? How bout me? SPECTACULAR!
In this morning, i haven't got any good feels. Just wanna know how the school report work. I dislike my english score, and was frustated. I don't care about my ranking, just my english. It was a dissapointed score before Maam Yuli told that there's a mistake in our english and math score. And it happened in our class, JUST our class. You know? My score was 77 and it was the WORST score i've ever got! I never thought that i'll get that score, NEVER. I don't really care bout my math, because it was 80, i think it isn't bad at all. So, when Maam Yuli entered my class, she was staring at our eyes then she "weeeewh"ed. She opened her score book and told us that she was very sorry bout her fault. Actually, it wasn't her fault, but it WAS the scorer team. She told about their neglect and they were fixing our score. I feel soo LUCKY and thanks to GOD whos always never sleep. You must know it, from the score 77, it changed into 90! How lucky i am :) I never thought that GOD gimme this way,
That's all of my journal day. In the score pages. We'll enter the different doors, guys.
Finally I finished the end of the unfortunate events novels! You know, that was the AWESOME novels i've ever read! Lemony Snicket, the author of that novels, wrote the description about somethings soo details. Until i imagine by myself, the world he created. Soo perfect, and i don't know how this story ends. A sad one? But if i say thats happy ending, maybe we can find the sad one in the chapter 13. I also LOVE Violet Baudelaire, shes a smart oldest sister, who has been create many invention. And Sunny Baudelaire, the Baudelaire last sister, shes a little girl who likes cooking or something thats not too different. I HATE Ishmael, even the evil is Olaf, but Ishmael was a resent old one, oh I can't tell you how AMAZING this story! You must read thats by yourselves! I guarantee that you like that novels, I swear!
For today, i got another interesting experience. We were playing a games, guess what? My friend, Andreas made some murder case and told us (Me and of course my awesome friends) to solve the case. I just can solve a one case, and i think i'm interest to that case. I never solve any case, I always need a help to solve it. I can't analyze about some clues like Sherlock Holmes or Shinichi Kudo. But i'm proud of myself, I can do any good things with my english skill. I told him (Andreas) to make a mystery novel, and i promised him that i will read it. He had a big brain, full of unlimited imagination and experience, with many novels around him. I really like the cases he created.